Tujuan mendasar eksistensial humanistik adalah membantu individu
menemukan nilai, makna, dan tujuan dalam hidup manusia sendiri. Juga
diarahkan untuk membantu klien agar menjadi lebih sadar bahwa mereka
memiliki kebebasan untuk memilih dan bertindak, dan kemudian membantu
mereka membuat pilihan hidup yang memungkinkannya dapat
mengaktualisasikan diri dan mencapai kehidupan yang bermakna.
Client-Centered Therapy
Dalam
terapi ini para ahli tidak mencoba menafsirkan perilaku penderita, tetapi
terapis bertujuan untuk memperlancar kajian pikiran dan perasaan seseorang dan
membantunya memecahkan masalahnya sendiri. Pedekatan ini memberikan kontribusi
yang besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas
manusia terhadap manusia yang lain dalam proses terapeutik. Salah satu
pendekatan yang dikenal dalam terapi humanistik eksistensial adalah terapi yang
berpusat kepada klien atau Client-Centered Therapy.
Terapis humanistik eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Terapi humanistik eksistensial menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak seseorang masih bayi. Perkembangan kepribadian yang normal berlandasankan keunikan masing-masing individu.
Terapis humanistik eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Terapi humanistik eksistensial menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak seseorang masih bayi. Perkembangan kepribadian yang normal berlandasankan keunikan masing-masing individu.
Teknik
yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client
centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers.
meliputi:
(1) acceptance (penerimaan)
(2) respect (rasa hormat)
(3 )understanding (pemahaman)
(4) reassurance (menentramkan
hati)
(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan
terbatas)
(6) reflection (memantulkan
pernyataan dan perasaan).
Teknik terapi ini yang paling saya sukai karena pada teknik ini memusatkan pada client dan client ditekankan oleh konselor bahwa kesadaran diri penting sebelum bertindak dan konselor disinih tidak banyak memberikan arahan sehingga client bisa dengan bebas dalam mengungkapkan perasaan dan mengambil keputusan.
Sumber
Corey, Gerald. (1988). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung: PT Eresco.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
PT Refika Aditama.