PT.
Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka Pharmaceutical yang bergerak dibidang farmasi yang sudah terkenal di
Jepang. PT Amerta Indah Otsuka bergerak dibidang bisnis minuman isotonik. PT
Amerta Indah Otsuka merupakan perusahaan yang memasarkan produk minuman Pocary
Sweat di Indonesia. Belakangan ini selain memproduksi minuman isotonik dengan
merek Pocary Sweat di indonesia, PT.Amerta Indah Otsuka juga memproduksi
makanan ringan berbentuk bar yang terbuat dari tepung kedelai dan buah buahan
yang asli yang ber merk Soyjoy. POCARI
SWEAT adalah minuman isotonik sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setiap
harinya. Komposisi POCARI SWEAT mirip dengan cairan tubuh dengan kandungan
elektrolit yang seimbang, sehingga dapat diserap lebih cepat dan lebih baik
dibandingkan air minum biasa,sehingga dapat mencegah terjadinya dehidrasi
berat. Selain itu, dengan kelebihan tersebut, POCARI SWEAT dapat mengembalikan
cairan tubuh secara menyeluruh sehingga membuat tubuh terasa lebih segar dan
sehat. SOYJOY adalah makanan berbentuk bar yang terbuat sepenuhnya dari tepung
kedelai dan buah-buahan asli.SOYJOY adalah sebuah konsep baru dan pertama di
Indonesia yang menawarkan suatu produk dengan manfaat kedelai dan buah
sekaligus menjadi makanan yang sehat dan praktis.
Sejarah Pocary Sweat Masuk Ke
Indonesia
Pocary
Sweat merupakan minuman kesehatan yang diproduksi oleh perusahaan farmasi
Otsuka Filiphina Pharmaceutical Incorporated. Pocary Sweat pertama kali di
perkenalkan oleh Jepang pada tahun 1980 dan sejak itu menjadi minuman favorit
konsumen Jepang. Minuman kesehatan ini merupakan minuman isotonik yang dapat
membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang melalui keluarnya
keringat. Sampai saat ini Pocary Sweat mulai masuk pasar Indonesia pada tahun
1989 dan dikembangkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka (AIO). Pertama kali masuk ke
Indonesia pada tahun 1989 hanya 30.000 kaleng setahun dan harus didatangkan
dari pabrik minuman Pocary Sweat di Korea Selatan. Pada tahun 1991, Otsuka
Pharmaceutical mendirikan PT Amerta Indah Otsuka dengan membuka pabriknya di
Lawang (Malang JawaTimur) yang memproduksi minuman Pocary Sweat yang dipimpin
oleh direktur Yoshihiro Bando. Pada awal masuknya ke Indonesia, Pocary Sweat
mengalami masa sulit, kerugian selama lebih dari 10 tahun hingga pada tahun
2002, perusahaan dapat memperoleh keuntungan, hal ini disebabkan oleh pada saat
awal penetrasi di Indonesia, persepsi masyarakat masih kabur terhadap produk
yang saat itu Pocary Sweat merupakan pelopor dari produk minuman isotonic
Indonesia. Selama 13 tahun beroperasi pabrik di Lawang di putuskan dipindahkan
ke Sukabumi pada awal 2004.pertimbangannya adalah untuk lebih menekan biaya
produksi dan transportasi serta memberikan kemudahan penyediaan bahan baku. Sejak
dipindahkan ke Sukabumi, pabrik mampu memproduksi dua kali lipat menjadi 14juta
kaleng per bulan. Pada tahun 2007 dibangun pabrik baru dengan fasilitas PET
(minuman kemasan botol) untuk memproduksi pocary sweat dalam bentuk botol menelan
biaya investasi lebih dari Rp. 100 Milyar, pabrik tersebut memiliki produksi
sebesar 250.000 botol perjam. Produk Pocary Sweat terus berkembang hal ini
membuat PT Amerta Indah Otsuka berinisiatif mendirikan kantor cabang dan
mengembangkan pasarnya dipulau Sumatra tepatnya di Kota Medan. Kantor cabang di
Medan didirikan pada tahun 2004 bulan September yang bekantor dijalan Krakatau
ujung komplek Krakatau Multi center Medan. PT.
AIO yang berada di Medan
ditugaskan untuk memasarkan dan mendistribusikan ke seluruh daerah di pulau
Sumatra termasuk Medan sendiri. Budaya Perusahaan fokus pada pelanggan
Disiplin,Jujur, dan Integritas Mandiri dan Fokus pada lingkaran pengaruh kerja
sama yang sinergi keterbukaan, komunikasi dan koordinasi. Adapun Program
Corporate Social Responsibility yang dimiliki oleh PT. Amerta Indah Otsuka Seiring berkembangnya industri
pangan,maka meningkat pula jumlah makanan ringan siap saji, baik dipasar
nasional maupun pasar internasional perkembangan industri pangan, tidak hanya
berdampak pada kondisi ekonomi, tetapi juga menimbulkan perubahan budaya pada
masyarakat, khususnya dalam hal konsumsi makanan. Mengkonsumsi makanan dan
minuman ringan siap saji kemasan sudah menjadi suatu kebiasaan yang tidak
terelakkan dalam kehidupan sehar-hari. Konsumsi berlebih pada makanan dan
minuman ringan siap saji yang mengandung zat kimia ini telah menimbulkan
keprihatinan baru bagi pemerhati kesehatan. Oleh karena berkembangnya teknologi
komunikasi yang menghilangkan batas – batas negara – atau lebih dikenal dengan
terminologi Global Village (Marshall McLuhan and Bruce R. Powers, dalam
Argenti, 2007 : 6), maka isu kelayakan konsumsi makanan dan minuman ringan
banyak menarik perhatian dunia. Sebuah isu lokal dapat menjadi sebuah
perbincangan dunia dalam hitungan detik. Hal ini memberikan tantangan sendiri
bagi perusahaan untuk menjaga citra dan reputasinya di seluruh dunia. Dengan
latar belakang tersebut, semakin banyak perusahaan yang menghargai reputasi
perusahaan yang positif.
Penilaian
apakah suatu perusahaan memiliki reputasi yang baik atau tidak, ada di mata
individu yang menilai perusahaan tersebut. Keseluruhan tindakan perusahaan yang
dipersepsi oleh publik dalam jangka waktu tertentu membentuk image yang berbeda
di publik yang berbeda pula. Kompleksitas ini memerlukan kemampuan untuk
mengelola reputasi perusahaan.
Dalam
dunia bisnis yang semakin kompetitif dan pasar bisnis yang terus berubah, Corporate
Social Responsibility bisa menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan dalam
meningkatkan reputasi (Karna, Hansen and Juslin, 2003). Secara spesifik,
persepsi konsumen terhadap perusahaan yang menjalankan Corporate Social
Responsibility memiliki pengaruh terhadap sikap konsumen (Brown and Dacin,
1997; Madrigal, 2000), khususnya ketika dihadapkan terhadap keputusan pemilihan
produk dan pembelian (Barone, Miyazaki and Taylor, 2000; Bennett and Gabriel,
2000; Sen and Bhattacharya, 2001). Terdapat bukti nyata yang mengindikasikan
bahwa tingkat Corporate Social Responsibility sebuah perusahaan dapat menarik
perhatian konsumen. Sebuah survey yang dilakukan oleh Smith and Alcorn (1991)
menemukan bahwa 45,6% responden mengatakan kalau mereka akan berpindah merek
kepada merek milik perusahaan yang mendukung atau mendonasi kegiatan sosial.The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan
beranggotakan lebih dari 120 multinasional company yang berasal lebih dari 30
negara, dalam publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan Corporate
Social Responsibility sebagai “Continuing commitment by business to behave
ethically and contribute to economic development, while improving the quality of
life of the workforce and their families as well as of the local community and
society at large.” Artinya, komitmen dunia usaha (perusahaan) untuk terus
menerus bertindak secara etis dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya
sekaligus komunitas lokal dan masyarakat secara luas (Wibisono, 2007:7).Corporate Social Responsibility telah
mengalami evolusi yang cukup signifikan sejak awal kemunculannya. Dewasa ini,
bentuk Corporate Social Responsibility telah berkembang dari yang bersifat
filantropi menjadi sebuah konsep yang juga mencakup Community Relations dan
Community Development.
Community
Relations adalah upaya terus memelihara hubungan baik dengan publik organisasi
atau perusahaan. Community Development adalah usaha perusahaan untuk
memberdayakan masyarakat. Dengan demikian, perusahaan tidak maju sendiri,
tetapi berkembang bersama – sama dengan masyarakat. Corporate Social
Responsibility merupakan tanggung jawab moral perusahaan. Kegiatannya dilakukan
secara sukarela, meskipun perusahaan tidak diharuskan melakukannya. Selain itu,
Corporate Social Responsibility diterapkan kepada masyarakat atau komunitas
diluar komunitas tempat perusahaan itu berada secara berkelanjutan. Sustainability
(keberlanjutan) kegiatan menggambarkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat yang tidak bisa dilakuan secara situasional. Inilah
esensi kegiatan Corporate Social Responsibility – moral responsibility,
discretionary, sustainability, dan beyond community. Kegiatan Corporate Social
Responsibility memang menunjukkan kecenderungan yang meningkat secara
signifikan, baik di Indonesia maupun di berbagai negara. Pada laporan global
Pricewaterhouse Coopers (PwC) tahun 2010, disimpulkan bahwa jumlah perusahaan
yang membuat laporan Corporate Social Responsibility –sebagai indikasi
perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility- meningkat.
Corporate
Social Responsibility
1.
Pengertian CSR
Corporate
Social Responsibility menurut Wahyudi (2008, h.36) memberikan definisi CSR
adalah sebagai komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewa-jibannya didasarkan
atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan tindakan dengan memperhatikan
kepentingan stakeholders dan lingkungan dimana perusahaan melakukan
aktivitasnya berlandaskan pada ketentuan hukum yang berlaku.
2.
Manfaat CSR
Perusahaan
yang telah meyakini CSR sebagai suatu kewajiban bagi perusahaan, maka dengan
sendirinya perusahaan telah melaksanakan investasi sosial. Sebagai investasi
sosial maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam bentuk manfaat yang
akan diperoleh, antara lain yaitu:
a.
Meningkatkan profitabilitas dan kinerja
finansial yang lebih kokoh, misalnya
lewat efisiensi lingkungan.
b.
Meningkatkan akuntabilitas, assessment
dan komunitas investasi.
c.
Mendorong komitmen karyawan. Karena
mereka diperhatikan dan dihargai.
d.
Menurunkan kerentanan gejolak dengan
komunitas.
e.
Mempertinggi reputasi dan corporate
building.
Kegiatan
Corporate Social Responsibility memang menunjukkan kecenderungan yang meningkat
secara signifikan, baik di Indonesia maupun di berbagai negara. Pada laporan
global PricewaterhouseCoopers (PwC) tahun 2010, disimpulkan bahwa jumlah
perusahaan yang membuat laporan Corporate Social Responsibility –sebagai
indikasi perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility-
meningkat.
Peran
manajer SDM disini tidak hanya merekrut karyawan baru dan mengawasi kinerja
setiap karyawan yang ada tetapi juga perlu bertanggung jawab dalam
mengoptimalkan dan menambah kemampuan karyawannya supaya karyawan dalam PT Amerta
Indah Otsuka tersebut tidak hanya menjadi
karyawan yang rendahan tetapi menjadi karyawan yang mempunyai keahlian. Dengan
cara melakukan program pelatihan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Pelatihan ini diberi nama yaitu “Pelatihan Aktualisasi dan Sinergi Karyawan PT
Amerta Indah Otsuka ”. Pada dasarnya departemen yang memiliki tanggung jawab
besar terhadap maju tidaknya suatu perusahaan terdapat pada departemen SDM,
sebab apabila manajer SDM tersebut tidak dapat mengoptimalkan perannya maka
perusahaan ini akan menjadi perusahaan yang tidak sehat dan fatalnya perusahaan
ini akan kalah saing karena mempunyai masalah terhadap karyawannya. Maka dari
itu peran manajer SDM sangat dibutuhkan dalam memajukan PT Amerta Indah Otsuka. Training ini mempunyai harapan yaitu
dimana semua karyawan yang sudah melakukan training ini dapat meningkatkan
kemampuan kinerja karyawan, supaya mampu untuk mengoptimalan alat – alat yang
ada agar proses dalam bekerja dapat optimal dan timbul kreativitas dari para
karyawan. Kemudian meningkatkan pendewasaan emosional terhadap para karyawan,
supaya terwujudnya karyawan yang peka akan lingkungan kerjanya dan menurunkan
sikap arogansi para karyawan dalam bekerja, lalu memotivasi karyawan agar
tingkat semangat karyawan dalam bekerja tetap terjaga. Kemudian membangun
kekompakan antar karyawan sebab kekompakan inilah yang menjadi titik sentral
supaya tidak timbul kesalahan – kesalahan yang sepele dalam bekerja.Training ini biasa dilakukan oleh
manajemen SDM sebanyak dua kali dalam setahun, bulan yang sering dijadikan
waktu untuk mentraining para karyawan PT Amerta Indah Otsuka
yaitu pada bulan Maret dan di bulan Desember, training ini sudah menjadi agenda
rutin tahunan yang diberikan untuk karyawan karena mengingat dari tema training
yang diberikan manajer SDM yaitu “Pelatihan Aktualisasi dan Sinergi Karyawan PT Amerta Indah Otsuka”. sehingga wajib bagi
seluruh karyawan untuk mengikuti training tersebut. Training ini dilakukan
selama 3 hari yang biasanya dilakukan pada hari jum’at, sabtu serta hari
minggu, dan prosesnya dilakukan secara bergantian supaya tidak terjadi
kekosongan tenaga kerja dalam melakukan produksi Pocary Sweat dalam PT
Amerta Indah Otsuka untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi baik pasar
dalam negeri maupun pasar manca negara. Rundown Training PT Amerta Indah Otsuka yaitu
seperti dibawah ini :
JUM’AT
|
||
JAM
|
MATERI
|
METODE
|
08:00 – 11:45
|
Pengenalan dan
pengoptimalan alat – alat laboratorium terhadap karyawan secara langsung
|
Pengenalan alat
berupa teori dan praktek langsung
|
11:45 – 12:30
|
Sholat dan makan
siang
|
Istirahat
|
12:30 – 14:50
|
Pendewasaan diri
terhadap emosional karyawan
|
Kuliah I
|
15:00 – 16:00
|
Meningkatkan Semangat
karyawan dalam bekerja
|
Kuliah II
|
|
||
SABTU
|
||
JAM
|
MATERI
|
METODE
|
08:00 – 11:50
|
Membangun sinergi
antar karyawan tahap I
|
Out Bound I
|
12:00 – 13:00
|
Sholat dan Makan
siang
|
Istirahat
|
13:00 – 15:00
|
Memberikan motivasi
kepada karyawan
|
Out Bound II
|
|
||
MINGGU
|
||
JAM
|
MATERI
|
METODE
|
08:00 – 11:50
|
Membangun sinergi
antara karyawan tahap II
|
Out Bound I
|
12:00 – 13:00
|
Sholat dan makan
siang
|
Istirahat
|
13:00 - 15:00
|
Memberikan ruang
kreativitas kepada karyawan
|
Teori dan out bound
II
|