Nama: Eka Rahmawati
Kelas: 1PA06
NPM: 12513816
Pasti sering dengar kan berbagai jenis
mitos-mitos larangan di kalangan ibu-ibu zaman dulu, atau bahkan masih
terdengar hingga sekarang? Jangan suka pukulin adikmu, nanti sudah besar
dia tidak bisa masak. Begitulah kira-kira celotehan para ibu-ibu kita.
Konon katanya mitos-mitos tersebut sudah ada sejak nenek moyang kita,
benarkah? Entahlah. Terbukti dari larangan ibu-ibu kita yang menjawab
ketika anaknya membantah dan bertanya, Emangnya Ibu tahu dari mana?, Ya
larangan itu memang sudah ada sejak nenek moyang kita. Haha aku hanya
bisa terbahak dan menganguk saja.
Pada dasarnya, berbagai mitos-mitos larangan
yang ada hanyalah sebatas untuk menakut-nakuti anak gadis di zaman dulu,
atau juga sebagai media untuk melarang anak untuk tidak melakukan
hal-hal yang tidak baik seperti makan di atas tempat tidur atau memukul
adiknya yang masih kecil. Namun, berselang memang terjadi banyak
kenyataan yang membenarkan larangan tersebut, itulah yang meyebabkan
mitos tersebut semakin kuat. Inilah 10 mitos-mitos larangan yang ada
sejak nenek moyang kita, atau masih terdengar hingga sekarang? Mari
simak.
1. Jangan makan di depan pintu nanti jodohnya jauh
Larangan ini sering di temui
di pedesaan yang mayoritas anak gadisnya suka mengaplikasikan tradisi
makan bersama, biasanya anak gadis di suatu desa suka merencanakan makan
bersama di salah satu rumah temannya dan membawa nasi beserta lauknya
dari rumah mereka masing-masing. Dan tradisi ini mayoritas di gelar di
depan rumah, tepat depan pintu. Bagaimana dengan di kota? Sepertinya
minim ditemui. Lalu kenapa dilarang? Dan mengumbar kalimat bahwa anak
gais yang makan di depan pintu maka jodohnya akan jauh? Itu tak jauh
dari larangan agar anak gadis tidak menutupi jalan atau menutupi pintu,
lagian terlihat tidak baik makan di depan pintu, kan? Masih banyak
tempat yang lebih layak dijadikan tempat untuk makan, atau sekedar untuk
duduk bersantai.
2. Jangan makan di tempat tidur nanti jodohnya pemalas
Nah, mitos yang satu ini
masih sangat familiar di sekitaran rumahku. Dan aku tahu alasannya tak
lain dan tak bukan adalah karena ibu-ibu takut seprai tempat tidur jadi
kotor jika ketumpahan makanan dari anaknya yang makan di tempat tidur.
Dan kebanyakan jika makan di atas tempat tidur pasti akan langsung
tertidur seusai makan dan itu adalah kebiasaan buruk. Alhasil keluarlah
kalimat bahwa sesiapa yang makan di atas tempat tidur, maka jodohnya
akan jauh? Itu bagi yang belum menikah, kalau sudah menikah? Hayooo
3. Jangan keluar rumah jika dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan, nanti akan dapat musibah
Inilah yang saya katakana
mitos yang menguatkan larangan-laranga tersebut. Karena memang sudah
banyak sekali kejadian seperti itu, beberapa hari menjelang pernikan ada
saja musibah yang didapat jika calon pengantin nekad untuk berkeliaran
di luar rumah. Seperti contohnya ujing saya (adik mama saya), seminggu
sebelum pernikahan, ia nekad belajar naik kereta/sepeda motor bersama
calonnya, alhasil ujing saya ini menabrak tembok dan giginya sompel.
Lalu apakah kita harus pecaya pada mitos tersebut? Bukankah takdir Allah
yang tentukan? Dan larangan ini sebatas melarang calon pengantin agar
lebih fokus pada pernikahannya, untuk menyiapkan mental dan fisik di
hari-H. karena pada hari-H, pengantin ini istilahnya akan menjadi
artisnya, orangtua pasti tidak ingin terjadi hal buruk pada calon
pengantin, maka dari itu dilarang untuk melalak.
4. Jangan mandi magrib-magrib nanti dicubit setan
Larangan ini sangat familiar
dikalangan anak kecil yang suka keluyuran bermain hingga magrib.
Berkotor-kotor ria dengan teman-teman di lapangan, kalau belum mendengar
azan pasti belum mau pulang. Nah, larangan ini pastinya bertujuan agar
anak tersebut tidak pulang hingga magrib tiba, alhasil tidak akan lagi
mandi pada saat magrib, dan mitos ini juga terkadang ada benarnya, bagi
anak-anak Bu, betisku memar, membiru begitu. Kenapa ya Bu?, Itulah
sebabnya kamu mandi magrib-magrib, pasti kamu dicubit setan, makanya
jangan mandi magrib-magrib. Besok pulang lebih malam lagi ya, biar
dicubit sama ibunya setan Kira-kira begitu. Padahal kulit yang memar
bisa diakibatkan karena terjadi benturan dengan benda yang keras, namun
efeknya akan terasa selang beberapa jam kemudian, bukan karena dicubit
setan?
5. Jangan nyapu setengah-setengah, nanti jodohnya buruk
Mitos ini biasanya
dilontarkan pada anak gadis yang tidak bersih menyapu lantai. Akhirnya
keluar kalimat menakutkan yang mengatakan bahwa sesiapa menyapu tidak
bersih atau setengah-setengah, maka akan mendapat jodoh yang buruk, maka
anak gadis akan langsung membersihkan lantai dengan sebersih-bersihnya.
Anak gadis mana yang ingin jodohnya buruk. Padahal jodoh ditentuin sama
Tuhan ya, bukan sama sapu loh. Ibu-ibu zaman dulu hebat ya memilih gaya
kalimat yang menakut-nakuti anak gadisnya. Tapi larangan tersebut
terlontar terlebih karena tidak ingin anak gadisnya jadi pemalas,
apalagi dalam soal membersihkan rumah. Lah, kalau kita saja tidak cinta
dengan kebersihan, gimana kita dapat jodoh yang bersih? Benar tak?
6. Jangan pakai di dalam rumah nanti dapat sial
Larangan ini khusus untuk
anak kecil yang suka bermain di dalam rumah. Alasan kenapa ini menjadi
larangan pasti sudah tahu kan ya, ibu-ibu pasti tidak ingin rusak
dimainin anak-anak. Nah, kalau sudah rusak, itulah namanya sial. Tapi
jangan sekali-kali menyebut anak sebagai anak sial ya.
7. Jangan sisain nasi, nanti nasinya nangis
Larangan ini juga biasanya
ditujukan pada anak kecil yang susah sekali di suruh makan. Pastinya
alasan ini dijadikan bahan untuk menakut-nakuti anak, bahwa jika makan
nasi tidak habis maka nasinya bisa nangis. Dan biasanya anak kecil akan
takut jika nasi akan menangis disebabkan ulahnya yang tidak mau makan.
Dan larangan ini juga sangat baik sebagai media mendidik agar anak
menghargai makanan, karena dalam agama kita diajarkan juga untuk tidak
mubazir pada makanan, mubazir kan temannya setan.
8. Jangan suka mukulin, nanti masakannya tak enak atau tidak bisa masak
Nah, ini nih mitos yang
paling populer di kalangan kita, atau bahkan masih terdengar sampai
sekarang, meskipun terkadang hanya dijadikan bahan candaan oleh
anak-anak remaja. Seyogyanya larangan ini juga ditujukan bagi anak-anak
yang suka memukuli teman-temannya, atau bahkan kepada seorang kakak yang
terkadang geram pada adiknya yang lucu hingga ia lampiaskan dengan
memukul adik kecilnya tersebut. Dan sebenarnya larangan ini dilontarkan
karena tidak ada ibu yang ingin anaknya dipukul, meski itu katanya
karena geram. Jadi dijadikanlah mitos tersebut sebagai media dalam
menyampaikan larangan pada orang yang memukul anak kecil.
9. Jangan berkaca di kaca (cermin) yang pecah, nanti wajahnya akan buruk
Aku pernah mendengar mitos
ini di kelasku waktu aku duduk di bangku SMP, biasa anak gadis suka
banget berkaca setelah usai jam olahraga, atau bahkan jika keluar
jontiknya bisa berkaca pada saat jam belajar. Dan biasanya tidak semua
teman akan membawa kaca, biasanya hanya satu dua orang yang membawa
kaca, lainnya pada modal minjem. Hingga akhirnya ketika didapati kaca
pecah di dalam laci, itu merupakan suatu keberuntungan, akhirnya bisa
berkaca tanpa harus meminjam, itu pun kaca sisa teman yang lain yang
sudah tidak mau memakai kaca pecah lagi. Dan, Jangan berkaca di kaca
pecah, Nes. Nanti lama-lama wajahmu akan jelek. Lah iya ya? Pantesan
sekarang aku jelek, hahahahahahha. Mitos ini sering di dengar karena
faktor yang sangat penting, kaca yang pecah itu berbahaya kan? Nah,
itulah sebabnya, jika sudut kaca yang runcing tersebut tergores dan
terkena wajah? Ya pasti lah wajahnya akan buruk, tidak mulus lagi.
10. Jangan foto bertiga, nanti yang di tengah akan terlebih dahulu pergi jauh
Mitos
ini juga masih aku dengar hingga sekarang, terlebih aku punya dua
sahabat, pastinya kami akan selalu berfoto bertiga. Dan katanya, yang
berfoto pada posisi di tengah maka akan pergi jauh mendahului kita,
kabarnya akan meninggal terlebih dahulu. Tapi kenapa dilarang ya? Zaman
dulu sudah ada kamera kan ya, buktinya kemerdekaan 45 ada
dokumentasinya. Tapi masalahnya aku tidak tahu kenapa hal ini dilarang,
dan hal yang paling penting adalah semua manusia pasti akan pergi
meninggalkan dunia, bukan hanya yang berfoto di tengah.
Lalu kenapa mitosnya mayoritas
ditujukan pada anak gadis? Nah, itulah dia istimewanya wanita. Banyak
larangan yang harus dihindari, terlebih larangan-larangan di atas, bukan
fokus pada mitosnya, tapi pada dampak positif jika larangan tersebut
diindahkan. Karena sesungguhnya tidak ada larangan yang menjerumuskan ke
hal yang buruk, semua mayoritas baik adanya. Jadi, ambil postifnya
saja.
Sumber: http://agnesiarezita.blogdetik.com/2013/08/22/10-mitos-larangan-sejak-nenek-moyang-kita-katanya/comment-page-1/